Minggu, 21 February 2016
Assalamu’alaikum wr wb
Siang itu ketika saya menunggu
jemputan untuk pulang, saya melihat seorang bapak tua berjalan dengan langkah
imutnya. Bapak tua itu berjalan sambil membawa kantong plastik di tangan
kanannya. Langkah kecil yang ia lakukan, tertuju ke gerumunan orang yang ada
disekitar itu, termasuk ke arah saya.
Tuhan telah menciptakan berbagai
macam makhluk dengan segala bentuk. Kecil, besar, tinggi ataupun pendek,
semuanya ada. Tidak bisa kita sebut satu persatu. Saya sangat merasa iba dengan
apa yang ada di hadapan saya siang itu. Ingin menangis? Iya, tapi saya berada
di tengah keramain. Ingin membantu? Ingin sekali, namun saya hanya seorang
remaja yang baru berusia 18 tahun lebih 14 hari. Ya Tuhan, seperti apa perasaan
bapak itu. Alangkah beratnya jika saya berada di posisinya.
Bapak itu berjalan, mengemis,
meminta sejumlah uang dengan wajah lesu
penuh debu. Bergetar tangan ini saat mecoba memberi sedikit uang untuknya. Saya
tidak mampu menyembunyikan perasaan iba ini, bahkan untuk menatap wajahnya,
saya pun tidak bisa. Saya hanya menunduk, melihat ke arah kantong plastik itu
sambil mengucap bismillah… Ya Allah, beri ketabahan untuk bapak yang ada di
hadapan saya ini. Amin
Di dalam benak saya, apakah bapak
itu mempunyai keluarga? Istri? Anak? atau kerabat terdekat?. Bagaimana dengan
keluarganya yang mengetahui kondisi fisik bapak ini? Bagaimana dengan anaknya?
Bagaimana dengan istrinya? Apakah mereka kuat dengan kondisi bapak ini? Apakah
bapak ini mempunyai tempat tinggal? Apakah setiap hari ia bisa mengisi perutnya
dengan makanan?. Bukan waktu yang singkat untuk merasakan hidup seperti itu.
Hidup jauh dari kata sama, jauh dari kata nyaman, bahagia, dan bahkan jauh dari
keluarga atau pun kerabat, namun dekat
dengan ocehan orang-orang disetiap jalan. Mengoceh karena kondisi yang berbeda,
ya begitulah manusia.
Terkadang kita masih sering
mengeluh dengan kondisi kita saat ini. Tanpa kita sadari, semua ini sudah lebih
dari cukup. Banyak orang diluar sana yang kondisinya tidak seberuntung kita.
Tubuh lengkap, bisa melihat, jalan normal, bisa berbicara, berlari, berteriak,
banyak teman, keluarga lengkap dan masih banyak
hal lain yang bisa kita lakukan dan kita punya. Tapi bapak itu? Mungkin, disetiap
langkah yang bapak itu lakukan, terdengar ocehan – ocehan kecil yang menyayat
hati, membuatnya merasa lemah dan putus
asa.Ya Tuhan, semoga Engkau memberi hadiah terindah untuk bapak itu. Amin
Wassalamu’alaikum wr wb