Senin, 09 Maret 2015

Aku sadar sekarang

07 maret 2015

Entah kenapa jika teringat kebohonganmu yang kemarin, aku masih ingin marah. Aku tau itu masalah sepele dan kecil. Tapi udah berapa kali masalah semacam itu terulang - ulang. Dan seharusnya kamu tau sekecil apapun lubang yang kamu buat, jika dilakukan terus menerus akan menjadi sumur besar. Mungkin, kamu pernah berfikir seperti itu. Tapi buat memahaminya kamu kalah sama keegoisanmu. Sampai - sampai kamu menganggap itu masalah yang gak perlu dibahas.

Aku tau, kamu muak baca catatan ini. Lagi - lagi masalah itu dan itu. Jujur, bukan hanya kamu yang muak. Aku pun iya. Lagi - lagi bohong dan bohong. Mungkin aku lebih merasa muak karena aku tau dari awal memang kamu seorang pembohong. Maaf aku tidak sopan menyebutmu seorang pembohong dan aku tau itu kasar. Tapi itu semua wujud sikap muakku karena sikapmu itu. Aku gak tau harus marah ke siapa, harus meluakkan semua ini ke siapa. Aku udah capek. Aku tau kamu bakal nyuruh aku buat tenangin diri. Tapi? 1 kebohonganmu bisa membuat semua kenangan pahit dulu datang kembali. Itu menjadi alasanku kenapa aku selalu bersikap sedemikian bila marah. Karena semua kebohonganmu dulu aku menjadi seperti ini. Aku tidak bisa mengontrol emosiku. Sampai - sampai aku sendiri pun menangis karena memang udah capek. Capek tenaga, fikiran dan perasaan. Tolong, bisakah kamu memahami keadaanku?

Laki - laki yang dengan sungguh mencintai pasangannya, dia tidak akan kuat melihat air mata pasangannya keluar. Bahkan dia tidak akan tega jika melihat mata pasangannya berkaca - kaca. Apakah kamu seperti itu? Aku lihat tidak. Karena dengan kesalahanmu kemarin, semua sudah terlihat kalau kamu memang tidak peduli dengan air mataku. Kamu tega membuat air mata itu jatuh. Sayang, tolong aku mohon jangan lakukan itu lagi.

Satu kalimat yang gak pernah bisa aku lupain adalah ketika kamu mengucap hal ini "aku capek bolak baliknya". Mungkin semua pengorbananku sebelum kamu menjadi seperti ini tidak pernah kamu anggap. Satu kalimat itu benar - benar sudah lebih dari cukup bahwa semua yang aku lakuin ternyata tidak berarti apapun. Iya semua hilang sampai - sampai kamu gak sadar bahwa, apa yang aku dulu lakuin buat kamu lebih sulit dari apa yang kamu lakuin sekarang.

Dengan adanya masalah kemarin, semua membuat aku sadar. Aku akui, aku pun bodoh karena memang aku mudah percaya dengan apa yang kamu ucap. Entah esok hari akan ada masalah apa. Aku sudah capek dengan semua ini. Sms gak pernah, telepon jarang, dan lama - lama aku merasa kamu menjadi orang asing buat aku. Karena memang kamu gak ada disaat aku butuh seseorang yang bisa tenangin aku. Kamu hanya ada untuk mereka. Dan hanya untuk mereka sampai2 kamu bohong hanya untuk mereka.

Ternyata semua sama. Aku fikir kamu akan lebih menyayangiku karena memang aku yang selalu ada disaat dulu kamu belum maju. Tapi kenyataannya. Semua itu hanya sekedar mimpi tidurku. Semua yang aku lakuin kamu anggap hal biasa yang gak pernah kamu hargai sampai sekarang.