Jumat, 15 Juli 2016

Kalian Manusia Anjing, Kalian Manusia Syetan

Aku saat ini bagaikan bukan diriku.
50% iblis dan 50% diriku sendiri.
Bahkan aku tidak tahu arah mana melangkah.
Seperti tertutup kabut hitam pekat.


Rasanya seperti diajtuhkan dari awan.
Terbang tak jelas arah tak menentu.
Kemana saja hati ini terpecah belah.
Bahkan rasanya ingin segera berakhir.

Entah kemana larinya teman dan sahabat.
Tak kunjung datang hingga kini.
Bahkan kekasihpun terasa hambar.
Seerti memberi cinta tanpa isi.

Kadang lamunanku membawaku pergi.
Jauh, menjelajahi alam tana batas.
Melewati angan dan harapan baru.
Dengan bahan bakar berupa dendam.

Harus diapakan wahai Tuhan?
Harus berjalan dimana kini langkahku.
Hampir setia malam tidurku terganggu.
Makanku tak dicerna dengan baik.
Dan terasa ingin muntah kembali.

Bebanku memang lain dari yang lain.
Bahkan ketika mereka bilang ini masih ringan.
Ini berat untukku, ini bukan untukku.
Dan Tuhan, ini batasku, aku lelah.

Aku belum siap untuk matu,
Aku masih ingin hidup beberapa lama lagi.
Hidup untuk mencari bekal bertemu Engkau, Tuhan
Dan hidup untuk melihat sejauh mana aku bertahan

Salahkah jika aku mengeluh?
Salahkan jika aku ingin menyerah?
Aku ingin kuat ya Tuhan,
Aku ingin semua terlewati
Bukan dengan langkah akhir, namun dengan langkah baru

Apa gunanya tenaga, waktu dan kesehatan ini?
Jika ternyata aku jatuh dan menyerah
Memilih pulang sebelum saatnya
Aku tidak ing disebut badut pecundang
Seorang berwajah ceria, berhati duri

Mana larinya aku sekarang?
Bahkan sang kekasih kini terasa hanya tekanan
Membuatku masuk ke sudut lebih dalam
Masuk dalam sunyi yang gelap gulita
Tana badai bercahaya, tanpa tahu akan berlalu

Aku sudah lelah mengeluh lewat sikaku
Aku lelah mengeluh pada sesama manusia
Aku ingin mengeluh denganmu Tuhan
Aku terlalu salah mengeluh dengan mereka
Bahkan salah, dengan kekasihku

Mereka, kekasih dan lainnya
Hanya akan mendengar, tanpa berbuat
Mereka hanya bisa berkata "SABAR"
Entah aa sebenarnya mereka tahu tentang "SABAR"
Mereka tidak tahu, tidak tahu yang ini Tuhan

Apa semua ini pasti berlalu Tuhan?
Apa aku sanggu merubah hidupku?
Memulai jalan lurus tanpa lubang
Berjalan santai menata hidup lebih baik
Apakah tidak bisa kesalahan masa lalu dihapus?

Tuhan, rasanya sangat kotor
Tidak bisa bersih, aku hanya ingin baru
Ingin seperti baru dilahirkan
Mulai tanpa noda hitam besar
Namun mereka terus saja mengingat lubang hiduku

Mereka tidak tahu dan tidak percaya
Bahkan, ada sebagian mengedip mata
Tanda tak yakin akan erubahanku
Lalu, harus apa aku, Tuhan?
Apa harus lari jauh?

Apa aku harus kabur dari lingkungan saat ini?
Lari ketempat baru, dimana tak ada yang tahu siapa aku
Dimana disana aku bisa hidup bersih
Tanpa noda, tanpa kesalahan yang diungkit-ungkit
Memang Tuhan, mereka itu hanya bisa menuntut

Mana tahu mereka rasanya menyesal
Rasanya terpuruk masuk dalam jurang
Rasanya melakukan kesalahan
Hingga menyesel tak diamuni
Tak diberi kesempatan untuk merubah

Aku berjanji Tuhan,
Kalau habis kasih sayang teman dan sahabat
Bahkan habis kasih sayang sang kekasih
Aku ingin pergi, aku ingin menjauh
Semoga hidu mereka akan lebih tenang
Tanpa dihantui kesalahanku dimasa lalu

Mereka tak akan mencariku
Mereka hanya akan menganggapku konyol
Konyol karena lari dari kesalahan
Padahal merekalah yg lebih konyol
Merasa dirinya seperti Tuhan
Tak mau memberi kesempatan untuk berubah

Selamat tinggal, 
Salam, Marwan Saputra

Minggu, 21 Februari 2016

Langkah Kecil Bapak Itu

Minggu, 21 February 2016

Assalamu’alaikum wr wb

Siang itu ketika saya menunggu jemputan untuk pulang, saya melihat seorang bapak tua berjalan dengan langkah imutnya. Bapak tua itu berjalan sambil membawa kantong plastik di tangan kanannya. Langkah kecil yang ia lakukan, tertuju ke gerumunan orang yang ada disekitar itu, termasuk ke arah saya.

Tuhan telah menciptakan berbagai macam makhluk dengan segala bentuk. Kecil, besar, tinggi ataupun pendek, semuanya ada. Tidak bisa kita sebut satu persatu. Saya sangat merasa iba dengan apa yang ada di hadapan saya siang itu. Ingin menangis? Iya, tapi saya berada di tengah keramain. Ingin membantu? Ingin sekali, namun saya hanya seorang remaja yang baru berusia 18 tahun lebih 14 hari. Ya Tuhan, seperti apa perasaan bapak itu. Alangkah beratnya jika saya berada di posisinya.

Bapak itu berjalan, mengemis, meminta sejumlah uang  dengan wajah lesu penuh debu. Bergetar tangan ini saat mecoba memberi sedikit uang untuknya. Saya tidak mampu menyembunyikan perasaan iba ini, bahkan untuk menatap wajahnya, saya pun tidak bisa. Saya hanya menunduk, melihat ke arah kantong plastik itu sambil mengucap bismillah… Ya Allah, beri ketabahan untuk bapak yang ada di hadapan saya ini.  Amin

Di dalam benak saya, apakah bapak itu mempunyai keluarga? Istri? Anak? atau kerabat terdekat?. Bagaimana dengan keluarganya yang mengetahui kondisi fisik bapak ini? Bagaimana dengan anaknya? Bagaimana dengan istrinya? Apakah mereka kuat dengan kondisi bapak ini? Apakah bapak ini mempunyai tempat tinggal? Apakah setiap hari ia bisa mengisi perutnya dengan makanan?. Bukan waktu yang singkat untuk merasakan hidup seperti itu. Hidup jauh dari kata sama, jauh dari kata nyaman, bahagia, dan bahkan jauh dari keluarga atau pun kerabat, namun  dekat dengan ocehan orang-orang disetiap jalan. Mengoceh karena kondisi yang berbeda, ya begitulah manusia.

Terkadang kita masih sering mengeluh dengan kondisi kita saat ini. Tanpa kita sadari, semua ini sudah lebih dari cukup. Banyak orang diluar sana yang kondisinya tidak seberuntung kita. Tubuh lengkap, bisa melihat, jalan normal, bisa berbicara, berlari, berteriak, banyak teman, keluarga lengkap dan masih banyak  hal lain yang bisa kita lakukan dan kita punya. Tapi bapak itu? Mungkin, disetiap langkah yang bapak itu lakukan, terdengar ocehan – ocehan kecil yang menyayat hati, membuatnya  merasa lemah dan putus asa.Ya Tuhan, semoga Engkau memberi hadiah terindah untuk bapak itu. Amin

Wassalamu’alaikum wr wb



Semua karena Teteh

28 December 2015

Assalamu’alaikum wr wb

Saya tidak tahu harus memulai dari sudut yang mana. Semua terlihat sama dan ingin saya tulis untuk menjadi memory  saya dimasa yang akan datang.

Menjadi sosok yang berkesempatan menjadi kepercayaan orang, teman atau kerabat adalah hal yang sangat berharga bagi saya. Memiliki berbagai teman dari berbagai golongan adalah hal yang sangat berharga juga bagi saya. Menurut saya, mereka adalah sosok yang Allah tunjukkan kepada saya dalam proses menjadi yang jauh lebih baik. Melalui mereka, saya mendapat banyak kesempatan untuk merasakan apa yang mereka rasakan dan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Melalui mereka, banyak hal baru yang dapat saya ambil dan dapat saya jadikan pelajaran bahwa dunia ini memiliki banyak sekali warna, action, dan dialog pada setiap waktunya.

Beberapa waktu yang lalu, saya memiliki seorang teman dari daerah yang berbeda. Sosok yang sangat mengesankan dan the first time saya mendengarkan apa yang ia ceritakan. Dia adalah anak muda yang berumur 18 th yang sedang berjuang untuk beralih ke keadaaan yang lebih baik. Dahulu dia adalah ABG yang mengkonsumsi obat – obatan dan suka minum alcohol. Banyak waktu yang ia gunakan untuk mengkonsumsi barang yang menurutnya hal itu dapat memberi kesan yang nyaman, bahagia, senang, melayang dan tenang dalam dirinya. Tidak heran jika dampak negative datang bersamaan dengan apa yang ia lakukan beberapa waktu yang lalu. Di masa lalu, ia memiliki banyak action dalam berbagai hal. Di SMK ia adalah salah satu langganan siap tegur dan hukuman. Ya begitulah anak laki - laki.

Saya tidak tahu sejak kapan ia mulai mengkonsumsi narkotika dan minuman beralkohol semacam itu. Entah sudah berapa tahun, saya pun kurang tahu. Suatu hari ketika ia menceritakan mengenai masa lalunya dan apa yang ingin dia lakukan sekarang, saya terkejut. Begitu yakinnya ia menceritakan hal itu kepada saya yang bisa dibilang baru mengenal saya beberapa minggu. Semua  cerita itu berawal dari topic anak-anak jalanan di daerahnya yang ingin saya ketahui seperti apa mereka disana.

Ia adalah anak mesin dan anak racing. Mesin adalah hobinya, begitu pun dengan dunia racing. Saya bisa menyebutnya sebagai anak muda yang hebat. Hebat karena ia mempunyai kemauan untuk berubah ditengah – tengah keramaian yang menghujat ia sebagai pengkonsumsi narkotika. Awal dari keinginan ia mau berubah adalah ketika saudara perempuannya mengalami kecelakaan pada suatu malam. Sejak itulah ia mempunyai tekad untuk berubah, menjauhi narkotika dan hidup normal tanpa adanya obat – obatan dan minuman beralkohol. "Semua karena teteh" begitu ucapnya. Dia telah berjuang untuk melawan hawa nafsunya memakai obat - obatan. Meski sempat pada suatu malam, tubuhnya menggigil, emosinya melunjak, tubuhnya menginginkan obat - obatan itu kembali. Terkunci di dalam kamar setelah ia di hajar oleh abah. "ketika saya sedang sakau, saya harus di hajar. Badan saya sangat tidak karuan, kepala saya rasanya ingin pecah" curhatnya kepada saya.  

Lantas bagaimana dengan orang tuanya yang mengetahui ia pengkonsumsi narkotika pada saat itu? Ya, itu menjadi pertanyaan saya ketika ia menceritakan semuanya pada hari itu. Banyak sekali karakter orang tua pada masing – masing keluarga. Mengetahui putranya memliki kebiasaan seperti itu, orang tua mana yang bisa tenang? Di balik wajah yang menunjukkan ketenangan, ada segumpal rasa yang disembunyikan. Pasti. Ia bilang kepada saya bahwa orangtuanya mungkin sudah lelah mengahadapi tingkahnya yang penuh kenakalan. Dan orangtuanya berpesan bahwa : silahkan saja menjadi anak nakal, asalkan itu bisa menjadi pelajaran untuk kamu dimasa depan dan bisa menjadi salah satu semangatmu nantinya. Mereka bukanlah sudah lelah, mereka percaya kepada putranya bahwa ia pasti akan berubah setelah ia tahu dampaknya. Dibalik sifat orangtua yang seolah – olah membiarkannya begitu saja, ada doa yang selalu mengalir untuk putra dan putrinya. Pasti .

Ia juga bercerita bahwa masa kecilnya dulu jarang diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Mengingat cerita kecilnya dulu, membuat saya berfikir apa yang diinginkan oleh keluarga ini? Seperti yang saya katakan, banyak sekali karakter orang tua pada setiap keluarga. Anak kecil tentunya sangat butuh peran orang tua untuk membangun sebuah karakter dalam diri seorang anak. Dengan masa kecil seperti itu, pasti ada something yang membuatnya ia seperti sekarang. Dan Alhamdulillah saya sangat bersyukur karena ia mau berubah menjadi orang yang jauh lebih baik. Jangan patah semngat yah, kawan :)

Saya akui, dibalik sifat nakal dan kocaknya, ia adalah seseorang yang sangat puitis. Semua kata yang dirangkai olehnya sangatlah bagus. Saya sangat bersyukur karena berkesempatan untuk mengetahui masa lalunya, keinginannya, dan harapannya dimasa depan. Saya berdoa yang terbaik untuknya agar lekas sembuh dan hidup normal tanpa narkotika dan minuman beralkohol. Semoga menjadi orang yang sukses, dan tetap menjadi seorang muslim yang taat kepada Allah SWT (Amin). Terimakasih atas berbagai pengalaman yang sudah diberikan kepada saya, tentunya hal ini adalah untuk pelajaran dalam hidup saya.

Wassalamu’alaikum wr wb

Sabtu, 06 Juni 2015

Doa dan harapan

Hari dimana tercium suasana puasa sudah terlihat. Iya, sebentar lagi adalah bulan puasa. Bulan dimana kita harus menahan bawa nafsu, entah apapun itu. Bulan dimana penuh keberkahan, ketenangan, dan sungguh berbeda dari bulan apapun juga.

Penuh harapan - harapan indah yang aku ucapkan disetiap sujudku tatkala usai sholat. Aku berharap, semoga dibulan puasa ini, aku bisa mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan - kebiasaan buruk yang aku lakuin selama ini. Buat orang tua aku, dan orang tua ayah, aku berdoa semoga dibulan puasa ini penuh keberkahan yang nyata. Penuh rezeki, penuh keharmonisan, penuh kasih sayang dan cinta, penuh ketenangan, dan penuh kebersamaan untuk keluarga kita. Sayang? Apapun yang terjadi, doaku tetap sama. Aku ingin menjadi wanita yang baik dimata siapapun itu. Terutama di mata Allah. Begitu juga, yang aku harapkan ke kamu. Semoga di bulan puasa ini, kita semakin dalam untuk beribadah bersama. Sayang? Bukan untuk yang pertama kalinya bulan puasa ini. Semoga ini menjadi jalan yang lebih baik, agar kita bisa berubah menjadi yang lebih baik pula. InshAllah, kita bisa. Pasti. Walaupun banyak cobaan.
Sampai kapanpun, aku mencintaimu. Kamu yang aku harapkan untuk menjadi imam dalam keluarga kita nanti. Imam yang benar - benar imam. Berubahlah menjadi yang lebih baik lagi, kemudian tuntun aku untuk menjadi wanita yang sempurna dimatamu walapun aku tau di dunia ini tidak ada yang sempurna.

Selamat menjelang bulan puasa sayang. Harapan-harapan terbaik dan doa - doa yang terbaik pula, yang aku ucapkan.

Marwanafis


Jumat, 22 Mei 2015

Berfikir Lebih Keras

Aku kadang heran dengan sikapmu ( Mutiara Kecil ), memangnya Kita hidup untuk hari ini saja?
Kamu masih terlalu kecil untuk tahu sulitnya hidup bersosial. Kamu terlalu kecil untuk bicara tentang pernikahan atau menjadi seorang Ibu. Masih sangat jauh.

Kadang saat Kamu minta ini dan itu ada sebagian yang tidak bisa Aku turuti. Bukan berarti Aku pelit ataupun perhitungan. Kamu tahu? Kehidupanmu saat ini jauh lebih baik dari masaku dulu. Jauh lebih enak dari saat Aku seusiamu.

Aku ingin Kamu belajar dari bawah. Belajar kerja keras. Belajar menghargai sesuatu. Belajar menghargai uang dan waktu. Kamu ingat HP yang dulu Kamu celupin ke air terus Kamu banting? itu HP beli pakai uang, bukan masalah nominalnya berapa? Itu HP Kita beli kembaran. Dan yang lebih nyesek dihati, diluar sana masih banyak orang-orang dibawahmu yang ingin punya Android. Ingin punya HP, tapi Kamu?

Tolong, belajar dari kesalahanmu. Jangan masuk kelubang yang sama.

Kamis, 21 Mei 2015

Sekali pun pacar

Aku tahu gak sepatutnya aku marah sedemikian. Asal kamu tahu, aku benci kebiasaan buruk itu. Setidaknya gak perlu mengucap kalau emang di endingnya jauh berbeda dari rencana. Setidaknya gak perlu ngasih harapan kalau emang semua itu gak bakal di wujudin. Kamu nuntut aku supaya bisa dapet beasiswa, tapi giliran aky minta satu hal buat menunjang usaha belajarku, kamu justru menolak. Jauh dari kalimat yang dulu kamu ucapin. Malah sekarang kamu berbalik, mempersulit. Kamu bawa - bawa keluargaku. Bahkan kamu ada niatan buat ngajak ketemu orang tua aku karena masalah ini.
Asal kamu tahu, tingkahmu justru memperjelek pandangan soal hub kita. Dan karena tingkahmu juga, orang tuaku pasti bakal tersinggung.  Aku tahu keluargaku sangat sederhana, bahkan sangat sangat sederhana. Tapi kamu gak berhak buat ngomong sama orang tua aku, apa yang kamu ucapin semalem. Kalimat tadi malem gak akan pernah bisa aku lupa. Gak akan.

Sekalipun kamu pacar aku, gak akan  pernah bisa aku lupa kalimat semalem yang kamu ucapin. Kamu yang bilang sendiri kalau orang tua itu paling penting dan no satu. Dan aku ngerasa tersinggung asal kamu tahu, waktu kamu ngomong"harusnya kamu minta sama bapak kamu". Aku tahu, aku mudah tersinggung. Jangan pernah salahin aku kalau suatu saat nanti aku bakal membalik semua omonganmu.

Apapun yang menyangkut keluarga aku, gak semudah itu aku nerima maaf. Dan gak bakal aku diem aja.


Sabtu, 16 Mei 2015

Semangat sayang

Dear diary

Sayang, terimakasih buat semuanya. Ayah udah ngajak bunda jalan - jalan. Akhir - akhir ini, setiap hari minggu ayah selalu ngajak Bunda jalan - jalan ke suatu tempat. Dan itu biki bunda nyaman banget. Kita refresing bareng, seneng - seneng bareng, asyik pokoknya.

Sayang? Susah, senang, sedih kita harus hadapi bareng2 juga ya. Tantangan apa yang sudah ada di depan kita lewati bersama. Ayah kuat, ayah bukan orang yang suka ngeluh dan pasrah gitu aja. Ayah yang Bunda kenal adalah ayah yang bertanggung jawab dan selalu kerja keras, dan ayah orangnya harus dapetin apa yang ayah mau.

Sayang, hidup gak seterusnya mulus. Belakangan ini bunda selalu ngehabisin uang ayah buat makan ini itu, beli ini itu. Dan sekarang ayah pusing mikirin uang yang sana sini kepakek. Bunda sadar, bunda terlalu manja, terlalu minta ini itu. Maafin bunda ya yah :( Bunda gak berani ngomong semuanya gini ke ayah, takut ayah nanti tambah badmood. Bunda cuma berani nulis disini, semoga ayah bisa ngerti.

Sayang? Inget gak waktu kita susah dulu. Kita masih bisa bercanda, ketawa bareng, bahagia bareng, kita susah sama2, walaupun bunda pernah nangis gara2 makanan yang ayah beli. Tapi lihat sekarang, semua perjuangan ayah menghasilkan banyak hal. Ayah bisa buka ruko, punya karyawan, punya ini itu, bahkan ayah selalu beli baju baru karena males nyuci. Sekarang, kita mulai berjuang lagi ya sayang. Bunda di sini support ayah, ada buat ayah. Apapun yang terjadi bunda bakal sama ayah. Yang sabar ya sayang, hadapin masalah2 itu dengan otak yang dingin.

Bunda sangat mencintai ayah. Setiap doa yang bunda ucapin, ayah selalu Bunda sebut. Sayang, ayah harus inget sama Allah SWT, ya? Semoga ayah selalu memberi ayah rezeki yang banyak dan melancarkan rezeki ayah. Amin

Selamat tidur sayang, bunda di sini ada untuk ayah.


Rabu, 15 April 2015

Berandai andai

Dear Diary,

Tidur bersandar di tembok, dengan guling kesayangan tanpa boneka. Ya karena aku tidak mempunyai boneka yang bisa aku peluk.

Entah, tiba - tiba fikiranku tertuju akan suatu hal. Mungkin aku bermimpi dan sedang berandai - andai sekarang. Kamu tahu apa yang aku fikirkan? Baby.
Ya, seorang bayi. Aku sedang berandai - andai dan menyusun impian2ku untuk masa depan. Gimana ya rasanya berkeluarga, mempunyai anak dengan keharusan mengandung 9 bulan kemudian merawat hingga dewasa.
Aaaa rasanya, aku ingin cepat2 menyelesaikan sekolahku, kemudian berumah tangga. Setiap orang pasti ingin mempunyai keturunan. Itu hal yang paling berharga dalam sebuah keluarga.

Sayang? Setelah apa yang kamu katakan kemarin, aku berfikir untuk benar2 berubah menjadi wanita yang lebih sabar, lebih halus, dan lebih lainnya dalam hal yang positif. Karena memang, aku adalah calon ibu untuk anak2 kita nanti.

Terlalu cepatkan aku menulis hal sedemikian? May be yes.
Aku sangat mengharapkan, semoga kamu menjadi imam yang terbaik untuk keluarga kita nanti. Hubungan kita masih terlalu panjang dan masih banyak rintangan yang harus kita hadapi. Setiap hari aku menjaga rasa kekhawatiranku supaya tidak terlalu berlebih. Melihat kondisi kamu yang seperti itu, aku menutup mata karena memang aku tidak berhasil. Tidak berhasil memberimu nasehat dan masukan untuk merawat dirimu sendiri. Aku gagal, karena memang nasehatku gak pernah kamu lakuin.

Sayang? Aku takut kamu kenapa2. Aku ingin kamu benar2 menjadi imam dalam keluargaku nanti. Aku ingin kamu menjadi seorang ayah yang terbaik untuk anak2 kita, mnjdi suami yang terbaik untuk bunda. Aku ingin semua mimpiku terwujud rapi. Kita membangun keluarga yang harmonis, penuh kasih sayang, kepercayaan, kebersamaan, dan hal lainnya yang penuh kehagiaan.

Bunda ingin itu semua terwujud sayang.

Love,
Marwanafis


Sabtu, 04 April 2015

Tutup mata

Entah apa yang bakal aku tulis. Yang jelas aku gak suka gayamu yang som sibuk seperti itu. Kamu sibuk ngurus ini itu sampai - sampai kabar dari aku gak pernah kamu respon. Tapi giliran kamu mulai sakit, kamu mengeluh dan datang ke aku. Perhatian yang aku kasih selalu disalah artikan. Aku gak tau, aku bingung. Capek dengan pola fikiranmu.

Disaat aku gak ngasih kabar, kamu protes dan bilang kenapa gak izin, kenapa gak bilang. Dll. Tapi giliran aku sms km, ngebm km, ngasih tau kabar aku, itu semua cuma kamu baca dan gak di balas sama sekali. Coba bercermin, kamu itu seperti apa. Kamu selalu sibuk sendiri dan berfikir kalau kamu itu benar.


Kamis, 12 Maret 2015

Lelah

Aku gak tahu apa yang bikin kamu bisa seperti itu. Setiap pergi sama aku, kamu selalu bilang capek, bahkan hari ini kamu sakit. Tapi, hari ini juga kamu sempat makan di luar. Apa capekmu hanya ada disaat ketemu sama aku? Sedangkan makan bersama orang lain kamu gak capek. Lama kelamaan aku lelah sama situasi yang seperti ini. Mungkin ada kalanya aku memang harus sabar ngehadapin orang seperti kamu. Dan aku harap aku bisa lebih bertahan buat kamu. Karena memang sekarang aku sudah lelah.


Senin, 09 Maret 2015

Bunda bahagia

08 Maret 2015

Alhamdulillah, akhirnya kita bisa sholat bersama di masjid. Sayang kamu tahu, hal yang paling bahagia adalah ketika aku bisa sholat berjamaah denganmu. Lain waktu aku ingin kamu menjadi imam lagi dalam sholatku. Sayang, mau kan jadi imam dalam sholat bunda?

Terimakasih cinta, udah jemput, udah nganter pulang. Bahkan kita makan nasi megono berasama. Untuk saat ini sosok ayah yang aku inginkan benar2 kembali. Tidak seperti kemarin. Aku tahu hidup ini berputar. Ada kalanya kita sedih dan kalanya kita bahagia.

Hal yang paling aku banggakan dari kamu adalah sosokmu yang gak pernah menyerah buat dapetin apa yang kamu ingin. Tidak memandang sikap ataupun hal buruk dari kamu. Tapi itulah yang aku banggakan dari kamu. Keadaan ini sungguh berbeda karena semangat kamu sayang. Kerja keras kamu. Aku sangat mencintaimu.

Kamu tahu apa yang aku lakukan sekarang. Tertawa namun juga aku sangat takut. Tertawa karena kemarin aku sempat marah dan sangat benci dengan kebohongan yang kamu buat. Maaf,jujur aku kemarin cemburu sayang sama semuanya.

Mengenai rasa takut itu, aku takut untuk kedepannya. Seperti yang aku bilang bahwa hidup ini berputar. Aku takut, takut akan masalah yang akan terjadi nantinya. Bisakah aku lebih sabar dan tidak terlalu emosional seperti kemarin?

Jujur, aku ingin menjadi wanita yang mampu bertahan dan sabar dalam menghadapi masalah. Seperti apa yang ayah bilang. Kelak aku akan menjadi seorang ibu. Aku ingin menjadi ibu yang mendekati kata sempurna untuk keluarga dan anak2 kita. Dan aku pun ingin menjadi istri yang mendekati kata sempurna untuk kamu. Suamiku.


Aku sadar sekarang

07 maret 2015

Entah kenapa jika teringat kebohonganmu yang kemarin, aku masih ingin marah. Aku tau itu masalah sepele dan kecil. Tapi udah berapa kali masalah semacam itu terulang - ulang. Dan seharusnya kamu tau sekecil apapun lubang yang kamu buat, jika dilakukan terus menerus akan menjadi sumur besar. Mungkin, kamu pernah berfikir seperti itu. Tapi buat memahaminya kamu kalah sama keegoisanmu. Sampai - sampai kamu menganggap itu masalah yang gak perlu dibahas.

Aku tau, kamu muak baca catatan ini. Lagi - lagi masalah itu dan itu. Jujur, bukan hanya kamu yang muak. Aku pun iya. Lagi - lagi bohong dan bohong. Mungkin aku lebih merasa muak karena aku tau dari awal memang kamu seorang pembohong. Maaf aku tidak sopan menyebutmu seorang pembohong dan aku tau itu kasar. Tapi itu semua wujud sikap muakku karena sikapmu itu. Aku gak tau harus marah ke siapa, harus meluakkan semua ini ke siapa. Aku udah capek. Aku tau kamu bakal nyuruh aku buat tenangin diri. Tapi? 1 kebohonganmu bisa membuat semua kenangan pahit dulu datang kembali. Itu menjadi alasanku kenapa aku selalu bersikap sedemikian bila marah. Karena semua kebohonganmu dulu aku menjadi seperti ini. Aku tidak bisa mengontrol emosiku. Sampai - sampai aku sendiri pun menangis karena memang udah capek. Capek tenaga, fikiran dan perasaan. Tolong, bisakah kamu memahami keadaanku?

Laki - laki yang dengan sungguh mencintai pasangannya, dia tidak akan kuat melihat air mata pasangannya keluar. Bahkan dia tidak akan tega jika melihat mata pasangannya berkaca - kaca. Apakah kamu seperti itu? Aku lihat tidak. Karena dengan kesalahanmu kemarin, semua sudah terlihat kalau kamu memang tidak peduli dengan air mataku. Kamu tega membuat air mata itu jatuh. Sayang, tolong aku mohon jangan lakukan itu lagi.

Satu kalimat yang gak pernah bisa aku lupain adalah ketika kamu mengucap hal ini "aku capek bolak baliknya". Mungkin semua pengorbananku sebelum kamu menjadi seperti ini tidak pernah kamu anggap. Satu kalimat itu benar - benar sudah lebih dari cukup bahwa semua yang aku lakuin ternyata tidak berarti apapun. Iya semua hilang sampai - sampai kamu gak sadar bahwa, apa yang aku dulu lakuin buat kamu lebih sulit dari apa yang kamu lakuin sekarang.

Dengan adanya masalah kemarin, semua membuat aku sadar. Aku akui, aku pun bodoh karena memang aku mudah percaya dengan apa yang kamu ucap. Entah esok hari akan ada masalah apa. Aku sudah capek dengan semua ini. Sms gak pernah, telepon jarang, dan lama - lama aku merasa kamu menjadi orang asing buat aku. Karena memang kamu gak ada disaat aku butuh seseorang yang bisa tenangin aku. Kamu hanya ada untuk mereka. Dan hanya untuk mereka sampai2 kamu bohong hanya untuk mereka.

Ternyata semua sama. Aku fikir kamu akan lebih menyayangiku karena memang aku yang selalu ada disaat dulu kamu belum maju. Tapi kenyataannya. Semua itu hanya sekedar mimpi tidurku. Semua yang aku lakuin kamu anggap hal biasa yang gak pernah kamu hargai sampai sekarang.


Sabtu, 07 Maret 2015

Kamu lupa masa itu

Bulan ini penuh masalah. Hal yang aku takuti ternyata hadir juga. Kamu tau apa yang ku ucapin semalam?
"Yaudah bunda besok main ke ruko ya dari pada dirumah?".
Baru tadi malam kamu ngucapin hal itu, dan sekarang kamu lupa. Bahkan sekarang kamu justru bilang "ya udah dirumah aja". Kamu plinplan. Iya kamu pinplan.

Sekarang aku nunggu kamu datang. Tapi aku tahu kamu mustahil buat datang, jmpt aku. Kamu bahkan bilang "aku capek Bun, bolak balik". Apa kamu bilang, capek? Seberapa sering kamu bolak balik jemput aku? Ngajak aku keluar, seberapa sering?

Kamu inget, dulu waktu kamu masih ngkost? Aku sering bolak balik buat kamu. Pulang sekolah harus jalan kaki buat dapet bus atau angkot. Bahkan aku pernah di ganggu sama orang2 yang gak pernah aku kenal waktu jalan buat cari angkot. Pulang sekolah capek, banyak tugas tapi aku masih sempatin waktu buat ke kamu. Iya, semua itu aku lakuin cuma buat kamu dan karena aku sayang kamu. Apa pernah aku bilang "capek yah bolak balik" apa pernah aku bilang seperti itu? Aku bolak balik naik naik angkot cuma buat nuruti omonganmu. Sedangkan kamu   yang udah ada motor bahkan gak perlu capek2 jalan cari angkot, kamu bilang capek?

Keterlaluan. Terus kamu menilai aku apa waktu dulu aku sering bolak balik buat kamu? Kamu ingat masa2 itu. Betapa sulitnya keadaan waktu itu. Aku masih nerima kamu apa adanya, bahkan aku gak pernah bilang capek buat kamu. Gak pernah. Dan sekarang kamu yang udah sukses, yang udah punya motor buat jemput aku, kamu bilang capek?

Maaf. Terlalu munafik kalau aku bilang aku sayang sama kamu. Karena memang yang aku rasain saat ini aku sama sekali tidak tertarik sama kamu. Bahkan yang ada rasa benci bukan cinta. Aku baru sadar, orang yang aku sayang lupa sama masa lalunya.


Rabu, 04 Maret 2015

Rencana untuk bulan ke 11

Selamat malam my stars, selamat malam cinta dan selamat malam Marwan Saputra.

Entah kenapa, susah tidur dan tiba - tiba terfikirkan satu hal untuk 8 bulan kedepan.  Ya, tepatnya ulang tahun kamu sayang. Penuh doa dan kasih sayang di hari itu, tapi gak cuma hari itu, sekarang pun juga bahkan setiap hari.

Sayang, kamu tahu apa yang ada difikiranku sekarang? Ya, aku berfikir untuk memberikan sesuatu di hari ulang tahunmu. Mungkin gak akan menjadi sebuah kejutan disaat kamu sudah membaca catatan ini. Tapi aku fikir, gak ada waktu buat membaca catatan ini, untuk orang sesibuk kamu.

Sayang, kamu sudah tahu bahkan sangat mengerti apa yang aku mau. Iya, kamu tahu kalau aku sangat merindukan sosok imam dalam sholatku selain orangtuaku. Yaitu kamu. Kamu tahu kalau aku sangat ingin sholat berjamaah dan kamu menjadi imam dalam sholat itu. Kamu tahu apa yang aku rencanakan sekarang? Aku ingin membeli sepasang Al - Qur'an untuk kita berdua. Satu untuk kamu dan satu untuk aku. Bukan hanya sholat berjamaah yang aku mau, tapi aku ingin kamu membimbingku dalam setiap ayat Al - Qur'an yang aku baca. Namun, mungkin belum saatnya aku mengatakan hal itu. Karna aku tahu apa jawaban yang keluar dari mulut kamu.

Sayang? Kalau nanti aku memberikan hadiah itu untuk kamu, di jaga ya tolong. Itu rencana aku untuk hari ulang tahunmu. Sekarang yang harus aku lakukan adalah menabung dan menabung. Terimakasih sayang, terimakasih untuk semua yang sudah kamu ajarkan ke aku. Apapun yang terjadi aku gak akan ninggalin kamu. Sayang Marwan Saputra. Maaf kemarin ngucap putus, tapi kamu pasti tahu kalau aku gak pernah bisa jauh dari kamu. Makasih udah mau sabar ngehadapin anak kecil dan mau ngalah buat anak kecil.

Sayang Ayah, sayang Marwan Saputra.
Selamat tidur sayang.

P.s (Maaf bmnya belum bunda baca yah, masih nulis catatan di blog ini soalnya)

Love,

anak kecil


Minggu, 01 Maret 2015

Aku ingin putus

Kamu tau, aku cuma INGIN TAHU kabar kamu. Apa salahnya kamu balas pesan aku. Kamu anggap aku pengganggu dalam keluargamu? hanya karna aku sms manggil kamu dan tanya kamu dimana. Begitu kamu menyimpulkan aku pengganggu?. Aku baru tahu kalau kamu orang yang sangat bodoh. Kamu gak bisa membedakan antara perhatian sama penganggu. Kamu bodoh. 

Sakit tahu gak, waktu perhatian kita di anggap sebagai hal yang mengganggu padahal cuma kalimat tanya dan hanya memanggil. Otak kamu dimana?  apa gini cara berfikirnya orang dewasa? kamu justru seperti anak kecil bahkan kamu lebih bodoh dari anak yang baru masuk TK. 

Aku akui, otakmu pintar dalam hal komputer. Tapi sosial dan daya nalarmu NOL. Aku sama sekali gak ada niatan buat ganggu waktu kamu sama keluarga. sekali lagi aku tegasin, aku cuma pengen tahu kabar kamu. Itu karena aku perhatian sama kamu. Tapi sayangnya, kamu salah pemahaman. Kamu bodoh, menganggap aku penganggu. 

Kamu tahu, disaat marah seperti ini kamu membangkitkan penyesalanku selama ini. Banyak yang aku sesalkan, dan rasa itu muncul ketika aku marah. Ya, marah gara - gara kamu dan kamu memang sumber masalah. Aku sudah pernah, AKU GAK AKAN MARAH KALAU GAK ADA SEBABNYA. Kapan kamu paham kalimat itu. 

Mungkin benar, aku dibutuhkan saat kamu butuh. Kamu sayang ke aku hanya pada saat kamu butuh dan kesepian. Lalu setelah bosan, kamu anggap aku sebagai pengganggu. Brengsek. Kamu lebih dari seorang BAJINGAN. 

Aku tahu, saat marah adalah kondisi yang tidak tepat untuk memberi keputusan. Tapi aku udah muak, dan muak sekali dengan pemikiranmu yang masih kayak anak kecil dan sangat bodoh. Aku ingin kita putus. Percuma, beberapa kali kesempatan yang aku kasih gak pernah kamu gunakan dengan baik. Waktu selama 2 tahun gak pernah kamu usaha buat menghargai aku. 

Mungkin ini yang terbaik. 

Kamis, 12 Februari 2015

Seribu kali hujan

Untuk yang sekian kalinya kamu basah demi aku. Melaju ditengah tengah hujan, tanpa memikirkan keadaan dirimu sendiri. Justru kamu lebih khawatir jika aku yang basah. "Bunda basah gak?" Kalimat itu selalu kamu ucap sambil menengok ke arahku. Aku sangat bersyukur dan merasa paling beruntung karena aku memiliki seseorang yang begitu mengkhawatirkanku dan selalu menuruti apa yang aku mau.
Sayang, untuk sekarang hubungan kita berjalan tanpa keributan yang berarti. Namun, aku tau semua yang ada didunia ini tidak pernah berjalan lurus dan halus terus menerus. Aku tidak tahu bahkan tidak pernah memikirkan apa yang akan terjadi. Namun, ketika masalah itu muncul aku percaya ada titik kebahagiaan tersendiri dibalik apa yang terjadi.
Begitu pun sebaliknya.
Sayang, tidak ada keraguan atas kasih sayang yang aku lihat selama ini. Begitupun denganku, tidak ada sedikit keraguan untuk mencintai seseorang seperti kamu. Aku berharap, kasih sayang itu tidak akan pernah surut. Bahkan, aku lebih berharap kasih sayang itu akan semakin erat dengan berjalannya waktu. I Love You so much ayah Marwan.


Rabu, 11 Februari 2015

Karna sayang Kamu

Dear Ayah,
Ayah sampai mana? Belum ngasih kabar. Ayah pasti gak pakai jas hujan, kebiasaan. Ayah, kemarin sempat kita ribut karena aku yang salah. Bagaimanapun juga, ayah udah lebih dari cukup.
Terima kasih udah mau jemput dan mengantar pulang sampai rumah. Ayah kenapa jas hujannya tidak dipakai? (Karna ayah sayang bunda). Ayah tau apa yang bunda ucapin di dalam hati saat mendengar kalimat itu? Bunda bersyukur, dan semakin sadar kalau bunda gak bisa lepas dari ayah. Bagaimana mungkin bunda sia2in ayah begitu saja. Bunda sangat sayang sama ayah, sayang sekali. Ayah, nanti malam tepat jam 12 umur baru bunda akan dimulai. Beribu harapan yang ingin tercapai di tahun yang ke 17 ini. Sayang? Bunda harap ayah mau mendengar harapan bunda yang tadi bunda ucapin di motor. Bunda ingin sekali sholat berjamaan lagi sama ayah. Bunda ingin sekali kita bisa melakukan hal itu setiap hari. Jadilah imam yang baik sayang. Itu salah satu harapan bunda. Ayah yang bunda miliki adalah orang yang sangat spesial dan sangat bunda cintai. Semua akan bunda jawab (karna bunda sayang ayah) di setiap hal yang bunda lakukan buat ayah, buat kita dan buat keluarga kita nanti. I love you sayang. You are the best of the best.
Marwanafis^^

Rabu, 04 Februari 2015

Kamu yang terbaik dari yang terbaik

Sedikit niat pun gak pernah ada di fikiranku buat ngelakuin hal bodoh semacam itu. Sungguh, aku gk pernah punya fikiram untuk hal itu yah. Sesuatu yang aku miliki sekarang, sudah lebih dari cukup. Kamu adalah yang terbaik dari semua yang terbaik. Semua yang ayah berikan udah lebih dari cukup, ayah menyayangi bunda, mencintai bunda, peduli sama bunda, perhatian, menjaga bunda, semuanya bunda temukan di dalam diri ayah. Bagaimana bisa bunda setega itu, hal bodoh yang gak ingin bunda lakukan. Bahkan sama sekali hal itu gak pernah terfikirkan. Cuma kamu sayang. Ayah adalah motivator bunda, semangat bunda, dan semuanya bersumber dari ayah. Bunda sayang ayah. Ayah marwan yang terbaik.


Minggu, 25 Januari 2015

Kekhawatiranku Berlebihan



Dear Diary,
Sore tadi baru saja tangan ini bisa meraba wajah itu kembali. Ya dia kembali dan bertemu denganku. Jarak memang jauh namun dia tetap menyempatkan waktu untuk pulang dan melihatku disini.
Dia baik dan perhatian. Bahkan penuh perhatian. Kita bercanda bersama, mengobrol, tertawa, jalan – jalan dan makan bersama seperti biasa. Tidak ada yang berbeda dari dia, dia tetap ayah yang aku kenal. Ayah yang aku sayang dan ayah yang aku cinta.
Malam ini entah kenapa, perasaan mendadak buruk. Aku yang baru saja mendapat hadiah ultang tahun, ya hadiah kecil yang sangat berharga ,mendadak ingin menangis. Sempat beberapa menit yang lalu kita ribut hanya karna aku terlalu mengkhawatirkan keadaan kamu yang disana. Aku hanya mengucapkan sesuatu yang aku takutkan. Aku takut kehilangan sosok seperti kamu, namun ucapanku salah sampai – sampai kamu marah dan enggan untuk membuat aku tersenyum lagi.
Kamu menyuruh aku tidur dan beristirahat detik itu juga. Tapi, aku bukan orang yang gampang membuang dan melupakan kejadian yang baru saja terjadi. Sekarang entah kenapa perasaanku mendadak buruk dan aku memutuskan untuk menulis diary di blog ini.

Ayah, bunda gak tahu ini perasaan apa tapi bunda seperti mengkhawatirkan sesuatu, Kenapa ayah diam? kenapa ayah gak nyoba tenangin bunda? bunda tahu ayah masih malas buat menghubungi bunda yang baru saja bikin ayah marah. Yah, aku takut kehilangan ayah, sampai - sampai kekhawatiranku membuat ayah marah dan muak seperti tadi. 
Ayah, ayah sekarang lagi apa? bunda gak bisa tidur. perasaan bunda sama sekali gak tenang. Bunda pengen ayah tetap disini, gak kemana - kamana. Kapan ya ayah bunda bisa ikut ayah kemanapun dan kapanpun.

Apa ayah sekarang udah berangkat? kenapa gak ngasih kabar?  gak tahu kenapa aku lebih sensitif saat kita jauh seperti ini. Ayah, bunda nunggu kabar dari ayah :(

Kamis, 25 Desember 2014

Kebohongan yang sama

Dalam sebuah hubungan memang tidak selamanya berjalan mulus. Seperti sekarang ini, buruk dan sakit. Namun yang lebih parahnya hal ini sama seperti yang lalu. Lagi - lagi bohong dan bohong. 

Kamu bilang aku tidak boleh berhubungan sama cowok, aku nurut. Kamu hapus semua no.hp cowok di kontakku. Aku tidak masalah kalau itu bisa membuat hubungan kita baik - baik aja. Tapi bagaimana dengan kamunya sendiri? Kamu chattingan sama cewek, smsan sama cewek, ngobrol sama cewek bahkan setiap hari sama cewek, aku cuma bisa diam lihat kamu seperti itu. Ya, karna kamu selalu bilang it urusan kerja. 

Lalu bagaimana sama teman-teman aku yang berkali - kali aku bilang, aku ada urusan sama mereka, tapi kamu gak peduliin omongan aku. Sama sekali kamu tetap hapus kontak mereka dan ngelarang aku berhubungan sama mereka. Itu gak adil buat aku.

Kamu bilang, pagi ini akan jemput aku, mengisi hari libur aku sebelum kamu berangkat ke jogja. Lalu mana buktinya? aku tunggu dari pagi sampai sore kamu sama sekali tidak muncul. Bahkan aku relain kesempatan liburan aku, cuma untuk keluar sama kamu. Tapi apa nyatanya? kamu bohong. Lagi - lagi bohong dan bohong. AKU CAPEK !

Kamu bilang kamu lagi pusing banyak kerjaan, sibuk ini itu, tapi apa nyatanya? kamu masih ada waktu untuk makan diluar sama temen2 kamu itu. Kamu masih bisa nyempatin waktu untuk chattingan terus ketawa - ketawa bareng sama temenmu. Kamu anggap aku apa? aku dirumah nunggu kamu dateng tapi yang ditunggu malah asyik sendiri sama orang lain. Sakit tau gak diposisi aku. kamu sendiri kalau aku pergi sama teman - teman aku, kamu gak penah ngizinan. Dimana hati kamu yah !!!!!! Aku capek, beneran Capek !!!

Dimata teman - temanmu aku seperti orang bodoh. Aku tahu mereka sebenarnya tidak pernah suka dengan kehadiranaku, ya kan? kalian tidak perlu menutup muka di depanku. Apa harus aku jelasin terang - terangan di depan mereka supaya kamu diam, dan sadar?! hah !

Aku capek yah aku capek. Aku mohon hargai perasaan aku. Setiap hari aku menahan emosi karna melihat kamu kerja seperti itu. Emang kamu fikir dengan melihatmu duduk berhadap - hadapan sama mereka, ngobrol sama mereka, aku gak sakit? aku cemburu melihat itu semua. Aku cumburu !!! aku capek seperti ini, setiap hari harus lihat kamu dekat sama mereka, sedangkan mereka sama sekali gak pernah menghargai aku sedikitpun terutama DIA !

Sudah berapa kali aku bilang AKU BUKAN CEWEK MATRE. Aku tahu maksud dari semua ucap - ucapanmu itu. Apa pernah aku minta kamu buat beli baju setiap hari? setiap minggu? setiap bulan? untuk aku? GAK PERNAH KAN? bahkan aku sendiri gak pernah minta sesuatu di luar kebutuhan sekolah. Aku mintapun karna aku mendadak butuh, dan kamu selalu yang mulai nawarin. Barusan kamu bilang aku hanya butuh uangmu? Kamu kenal aku berapa lama? hah? kok sampek setega itu ngucap hal seperti itu. 

Sumpah, aku gak akan minta apapun dari kamu lagi. Kalau seperti ini aku tidak akan pernah bisa tahan sama hubungan ini. Kamu yang selalu memulai pertengkaran. Aku capek, semua perkataanmu barusan bakal aku ingat.